ISPN Course 2013, Aryaduta Hotel 12-14 Maret 2013
Dinginnya AC di Aryaduta Hotel, Manado tidak menyurutkan semangat teman-teman sejawat dokter yang datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengikuti ISPN Course 2013. Eh koq aku mempermasalahkan dinginnya AC siy? (⌣_____⌣☃) Ɨƚ♏♏♏♏♏♏
Ɣå媪 mungkin karena terlalu lama di pedalaman Papua yang panas dengan ruang kerja dan fasilitas tempat tinggal yang tidak punya AC yang sedingin ini makanya begitu AC di ruang meeting ini disetel ke 16 derajat celcius aku justru jadi kedinginan.
Bukan cuma aku ternyata yang mengeluh kedinginan, teman-temanku yang bertugas di tempat-tempat yang terkenal bersuhu panas di wilayah Indonesia juga mengeluhkan AC yang keterlaluan dinginnya menurut kami. Dingin AC kayaknya disetel sesuai standar para Speaker yang hampir semua berasal dari luar negeri.
Sebut saja Prof. G. Tamburini dari Roma Italy, Prof. S. Deopujiari dari Mumbai India, Prof. J. Hinojosa dari Madrid Spanyol, Prof. T. Tomita, Prof. Wan Tew Seow dari Singapura dan Prof. Anthony Figaji dari Cape-Town Afrika Selatan
Well, salah satu daya tarik dari kegiatan yang disponsori oleh RS Siloam ini adalah banyaknya SKP yang diberikan bagi peserta. 34 SKP!!
Makanya tidak mengherankan kalau teman-teman dokter langsung datang dengan penuh antusias demi SKP yang bejibun itu. Apalagi yang bertugas jauh di pedalaman yang hanya punya waktu dan ketersediaan informasi yang amat sangat terbatas sehingga untuk mengumpulkan 250 SKP selama 5 tahun masa berlaku STRnya apapun dilakukan. Yaa begitulah yang terjadi dalam hidup kedokteran kami sebagai dokter umum; “Apapun Akan Dilakukan Demi Tidak Lagi Harus Mengikuti UKDI Untuk Perpanjangan STR”.
Upgrade ilmu kayaknya jadi nomer dua, yang penting SKP terpenuhi, artinya STR bisa diperpanjang, yang artinya SIP bisa diperpanjang, dan itu artinya masih bisa mencari nafkah dan menafkahi keluarga lewat praktik kedokteran.
Makanya harus rajin mengumpulkan SKP yang salah satunya adalah lewat simposium-simposium dan workshop yang ber-SKP banyak seperti ini.